Selasa, 24 Maret 2015

Tes Formatif Dan Sumatif

Oleh Sukma Wijayanto

Assasment Formatif  (Lorin Anderson, 2010:370-372) merupkan asasmen yang bertujuan untuk memonitor pembelajaran siswa dan memperbaiki pembelajaran, demi kepentingan individual dan kolektif siswa.  Assasment Sumatif memberikan data-data yang guru butuhkan untuk menentukan dan menjustifikasi nilai-nilai siswa. Oleh karena keputusan-keputusan ini “lebih penting” bagi individual siswa. Data-datanya mempunya kualitas teknis yang tinggi. Pertanyaaan- pertanyaan dalam tes sumatif mempunyai jawaban “benar” dan “salah” yang sulit dibantah. Untuk merancang asasmen, sumatif, guru dapat membuat tugas –tugas asasmen sesuai dengan taksonomi Bloom.
Menurut Chabib Toha (1991:48), tes sumatif merupakan tes evalusi belajar tahap EBTA (tahun itu, sekarang UAS). Tes sumatif betujuan mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh, materi yang diujikan pada pada tes sumatif terwakili dalam butir-butir soal yang diujikan. Standar yang digunakan untuk menentukan kualitas hasil evaluasi sumatif menggunakan acuan kelompok.

Assasment Formatif  (Lorin Anderson, 2010:370-372) bertujuan memberi nilai siswa yang telah mengikuti rangkaian pembelajaran. Assasment formatif memberikan informasi yang dibutuhkan oleh guru dan siswa ketika unit pelajaran dan siswa ketika unit pelajarannya diajarkan. Bagi siswa, bagaiman cara mencapai tujuannya, dan bagi guru, membantu memberikan keputusan pembelajran terkait materi yang diajarkan, baik itu keharusan mengajarkannya, alokasi waktu dan sebagainya. Melalui tes formatif ini, guru dapat melihat ketekunan, ekspresi wajah, serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan lisan, seta respon mereka terhadap berbagai tugas tertulis pendek. Setiap guru dalam sketsa-sketsa tersebut melakukan asasmen formatif dan mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan pembelajaran. 

Menurut Chabib Toha (1991:47), tes fomatif disebut juga dengan tes pembinaan, yang tujuan utamanya untuk mengetahui keberhasilan proses-belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Tes sumatif diselenggarakan dalam kegaitan belajar mengajar yang diselenggarakan secara periodik. Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam proses pembelajaran, guruseharusnya harus menggunakan penilaian acuan patokan. Penyebagnya adalah karena tes formatif tidak untuk menentukan kelulusan peserta didik, melainkan merangsang agar peserta didik lebih rajin belajar, sekaligus mengetahui bagian-bagian manakah materi yang diajarkan kepada siswa belum dikuasai dengan baik, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dan pengulangan dalambelajar

Senin, 02 Maret 2015

Perkembangan fisik anak


Perkembangan Tubuh Anak
Pelan tapi pasti, anak-anak usia pertengahan (sekolah dasar) semakin tumbuh. Walaupun begitu, pertumbuhan anak pada usia pertengahan berdeda dengan usia 5 tahun kebawah. Usia 5 tahun kebawah relatif lebih stabil. Pertumbuhan pada usia perlangsung secara terus menerus dan stabil bada setiap bagian hingga mereka mencapai usia remaja.
1.      Berat dan tinggi badan
Di sekolah dasar, anak tumbuh sekitar 2 hingga 3 inch setiap tahun ( di Amareika). Pertumbuhan anak laki-laki dan permpuan berbeda-beda.  Dan pada usia 11 tahun mencapai 4 kaki 10 inch untuk wanita dan laki-ki 4 kaki 9 inch. 1 kaki = 30, 48 cm. 1 inch =2,54 cm.
Pertambahan berat badan siswa sekita 2 hingga 3,5 kg pertahun. Otot dari anak-anak juga mulai terbentuk dan kekuatannya juga meningkat. Pada usia sekolah dasar, perbenaan jenis kelamin tidak terlalu terlihat. Pertumbuhan berat dan tinggi badan berimbang pada usia sekolah dasar.
2.      Pola Pertumbuhan berdasarkan rasa atau budaya.
Perbedaan ras di berbagai belahan dunia memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik dari siswa. Anak dari Amerika, Negro, Asia, oceania dan berbagai ras dan enik di berbagai belahan dunia mempunyai bentuk fisk yang berbeda. Misal, Orang asia mempunyai fisik yang kecil sedangkan orang amerika (kulit Albino) mempunyai fisik yang cenderung lebih besar. Pertumbuhan dan badanpun berbeda. Dalam usia 7 tahun anak asia mempunyai tinggi kurang lebih 1 meter. Sedangkan tinggi orang amerika dapat mencapai 1,2 meter pada usia yang sama. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang berbeda tersebut bukan dikarenakan nutrisi ataupaun pertumbuhan fisik yang lambat. Akan tetapi, terjadinya hal tersebut lebih karena faktor genetis yang mempengaruhi setiap ras yang ada di bumi.
Selain dari faktor genetis, jenis makjuga mempengaruhi pertumbuhan. Jumlah nutrisi, tingkat stress serta pengaruh zat additive juga mempengaruhi pertumbuhan yang diakibatkan oleh kelenjar dalalam tubuh yaitu kelenjar pituitary yang mengganggu perkembangan dan pertumbuhan tubuh.
3.      Nutrisi
Terdapat hubungan antara tingat perumbuhan dan nutrisi yang dikonsumsi oleh anak. Contoh mudahnya, nutrisi yang dikonsumsi berpengaruh pada fungsi sosial dan emosi pada anak pada usia sekolah. Anak yang menerima nutrisi baik, akan lebih mudah bergaul dengan teman sebayanya dan menunjukkan emosi positif serta mempunyai rasa kegelisahan yang rendah. Robert S Feldmen Dalam sebuah penelitian yang dialakukan di Kenya, anak yangnutrisinya terpenuhi menunjukkan kemampuan berbahasa dan kemampuan kognitif yang baik, dariapada anak yang kekurangan nutrisi atau malnutrisi. Malnutrisi memberikan pengaruh pada rasa ingintahu, renspon, dan motivasi belajar.

Anak yang kekurangan nutrisi akan mempunyai kempuan yang kurang, namun seorang anak juga akan terhambat potensi fisik, sosial dan kognitif karena kelebihan nutrisi atau overnutrisi (anak menyimpan banyak lemak dalm tubuh). Anak mempunyai overnutrisi tersebut, mempunyai masalah lain yaitu obesitas. Obesitas memberikan kesulitasn bagi anak untuk bergerak seperti halnya anak yang normal. Selain itu, obesitas yang dimiliki oleh seorang anak memiliki resiko yang sama seperti halnya obesitas orang dewasa. Obesitas mempunyai resiko penyakit jantung, diabetes dan berbagai penyakit lain.

Pengertian Kurikulum Modern dan Tradisional


Dalam dunia pendidikan tradisional,  kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaiakan oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah. Jadi, dalam dunia pendidikan kurikulum diartikan sebagai rencana pembelajaran.
Jika dijabarkan, kurikulum dapat dirumus sebagai  berikut :
a.       Isi kurikulum, yaitu sejumlah mata pelajaran (subject matter) yang diberikan oleh institusi pendidikan pada peserta didik. Tujuan utama kurikulum adalah agar pesrta didik menguasai pengetahuan atau mata pelajaran yang disimbolkan dalam bentuk ijazah atau surat tanda tamat belajar. Pengertian ini merupakan pengertian kurikulum secara tradisional. Pada perkembangannya, kurikulum kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi jugagertian  semua pengalaman belajar yang diterima peserta didik dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian, kurikulum dipandang sebagai semua kegiatan dan pengalaman belajaryang diberikan kepada peserta didik dibawah tanggung jawab sekolah.Isi kurikulum menjadi sangat luas karena mencakup semua mata pelajaran, kegiatan belajar, pengalaman anak, dan lain-lain. Kurikulum juga mencakup kegiatan intra dan ekstrakulikuler.

Implikasi dari pengertian tradisional tersebut adalah) :
a.         Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran adalah kumpulan warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang mengandung nilai positif untuk disampaikan padagenerasi mudan.
b.         Peserta didik harus menguasai seluruh mata pelajaran.
c.         Mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah.
d.        Tujuan akhir dari kurikulum tersebut adalah ijazah.

Pendidiakn di zaman ini mengalami pergeseran pemikiran. Berawal dari permasalahan di dunia modern yang ada saat ini, kurikulum pendidikan mengalami pergeseran pula. Gerakan menuju kurikulum modern ini ah berkembang sejak tahuan 1950an di Amerika. Othanel Smith dan Harlan Shones menjelaskan bahwa kurikulum bukan hanya mata pelajaran akan tetapi juga pengalaman potensial yang diberikan pada peserta didik. Galen dan sailor menambahkan pula bahwa dalam kurikulum mengandung maksud agar peserta tidak hanya menguasai mata pelajaran dan pengalaman melainkan upaya sekolah untuk mempengaruhi peserta didik belajar, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial yang disusun secara ilmiah, baik terjadi di sekolah maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Adapun perbedaan kurikulum tradisional dan kurikulum modern
Aspek
Kurikulam Tradisional
Kurikulum Modern
Orientasi
Masa lampau
Masa lampau, Sekarang dan Masa yang akan datan
Dasar Falsafah
Tidak berdasarkan filsafat yang jelas
Berdasarkan filsafat pendidikan yang jelas dan dapat diwujudkan dalam kegiatan yang kongkret
Tujuan Pendidikan
Mengutamakan pengetahuan
Membangun keseluruhan pribadi utuh.
Organisasi kurikulum
Berpusat pada mata pelajaran
Berpusat pada masalah atau topic dimana peserta didik belajar mengalami sendiri secara langsung
sumber  Belajar
Guru sebagai satu-satunya sumber belajar
Disamping guru ada sumber belajar yang lain seperti pakar, kegiatan, bahan, alat, perlengkapan dan lain-alain.
Startegi dan Pendekatan pembelajaran
Cederung menggunakan pendekatan ekspositori dengan pendekatan klasikan.
Menggunakan multistratei dan pendekatan.
Tehnik evaluasi
Tes sebagai satu-satunya tehnik penialain
Tidak hanya tes tetapi juga nontes
Peran guru
Peran guru sangat terbatas dan bersifat perorangan.
Peran guru sangat luas dan bersifat kolektif kolegial dengan tidak mengurangi kebabasan uru.



Pengertian Kurikulum

Pengunaan Istilah kurikulum pada mulanya dipopulerkan pada olah raga zaman Yunani kuno. Kurikulum berasal dari kata cirir dan curere yang artinya tempat berpacu. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Pada masa Yunani kuno, materi pendidikan meliputi pendidikan kejiwaan dan pendidikan jasmani. Pendidikan kejiwaan meliputi trivium ( logika, retorika, gramatika), kuadtrivium (aritmatika, geometri, astronomi dan musik), dan tujuh kesenian bebas (gabungan dari trivium dan kuadtrivium). Pendidikan jasmani meliputi: lempar, lompat, lari Gulat dan Tinju. Secara sejarahnya, pendidikan yunani kuno dikenal dengan isi dan materi yang diajarkan. Materi yang diajarkan pada masa itu dipilih berdasarkan pada apa yang memang betul-betul berguna akan berguna bagi nyata dalam kesehariannya serta saat peserta didik dewasa nantinya.
Dari berbagai perkembangan kurikulum diatas, pengertian kurikulum menjadi sangan luas. Kurikulum diartikan sebagai segala aspek yang mempengaruhi perserta didik di sekolah termasuk guru, kepala sekolah, buku pelajaran, ruangan kelas, alat pelajaran, dan alain-lain.
Kurikulum diartikan juga sebagai  program pendidikan yaitu program belajar bagi peserta didik atau plan for learning. Oleh karena itu, disusun secara sistematis dan logis diberikan oleh institusi pendidikan (sekolah) untuk mencapai tujuan pendidikan.
            Kurikulum dalam sebuah aspek dan program yang diberikan kepada peserta didik tentunya tentunya harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut:
1.      Kemana program itu diarahkan?
2.      Apa yang harus dipelajari dan didapat dari program itu?
3.      Bagaiman program tersebut harus terlaksana?
4.      Bagaimana mengetahui bahwa program tersebut telah mencapai arah yang ditetapkan? 

Sumber : Saidiharjo. Diktat Pengembangan Kurikulum IPS. Pascasarjana UNY